Ingin membantu mereka yg sedang mengalami kesulitan adalah sifat alami manusia. Begitu terdengar berita tentang terjadinya sebuah bencana, banyak orang yg kemudian berbondong-bondong menyatakan keinginannya untuk berangkat ke lokasi sebagai relawan. Akan tetapi, tidak sedikit di antara mereka yang tidak tahu akan melakukan apa setelah sampai di sana.
Padahal sesungguhnya, menjadi relawan kebencanaan tidak harus selalu terjun ke lokasi. Ada banyak hal yg bisa dilakukan untuk membantu meringankan beban mereka yg terdampak bencana.
Dampak pasti dari suatu bencana adalah kehilangan. Kehilangan sesuatu yg nyata, misalnya tempat tinggal dan atau harta benda, juga orang-orang yg dicinta; serta kehilangan sesuatu yg tak tampak nyata seperti hilangnya rasa aman, rasa nyaman dan harapan- harapan.
Oleh karenanya, hal yg pasti bisa dilakukan untuk membantu mereka adalah dengan segera menemukan atau menyediakan pengganti atas apa yg hilang itu, walau hanya untuk sementara.
Para relawan terlatih dan yg telah terbiasa sebagai pemberi respon pertama (first responder) akan segera datang ke lokasi untuk melakukan tindakan-tindakan dengan mengacu pada prinsip perlindungan, yaitu dengan berupaya agar masyarakat terdampak segera kembali merasa aman (safety), dapat mengakses informasi dan bantuan-bantuan lain yg diperlukan (meaningful access), serta untuk tetap merasakan diri mereka sebagai manusia yg bermartabat (dignity).
Semua tindakan harus dilakukan sedemikan rupa sehingga masyarakat terdampak tidak menjadi semakin menderita akibat respons yg diberikan.
Itu semua tidak bisa dilakukan secara mandiri tanpa koordinasi. Oleh karenanya, tetap diperlukan orang-orang yang berada di luar lokasi, untuk menunjang terlaksananya respons di lokasi dengan baik. Melakukan penggalangan bantuan dana atau yang lainnya, merupakan salah satu bentuk kerelawanan yang lain, yang besar pula peranannya.
Meskipun demikian, koordinasi tetap menjadi hal yg utama, agar bentuk bantuan yg digalang benar-benar sesuai dengan yg dibutuhkan, agar bantuan yg diberikan tidak sia-sia tanpa makna.
Jadi, siapapun bisa menjadi relawan dengan berbagai peran yang berbeda. Relawan bukan hanya mereka yang berada di lokasi, apalagi yang hanya sekedar numpang selfie.
______________________
*Zakarija Achmat*
*MDMC PP Muhammadiyah*